Kamis, 22 April 2010

Penelitian Naratif (Narrative Criticism) Yohanes 7:1-8:30

Oleh: Sarmen Sababalat


Pendahuluan
Masalah ketuhanan Yesus sebagai Mesias yang dinanti-nantikan adalah sebuah masalah yang sangat serius dalam Perjanjian Baru. Banyak pertentangan yang timbul ketika Yesus muncul sebagai Mesias di dunia. Ketika Yesus mengklaim bahwa Dia adalah utusan Allah dan bahkan Dia adalah Allah, secara langsung orang-orang yang mengetahuinya harus mengambil keputusan bersikap pro atau kontra. Percaya atau tidak percaya, itulah yang sedang dihadapi oleh jemaat-jemaat asuhaan Yohanes. Dalam paper ini penulis akan membahas sebuah penelitian naratif terhadap Yoh 7:1-8:30 untuk melihat siapa sebenarnya Yesus dan karya misi-Nya di dunia serta apa respons orang-orang pada zaman Yohanes mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias.

Pembahasan : ANALISIS NARATIF
A. Relasi Intratekstual
Struktur Injil Yohanes dibagi berdasarkan dua hal penting yaitu motif-percaya dan Kristologi. Jadi, struktur Yohanes secara keseluruhan adalah: prolog (1:1-18), buku percaya (1:19-12:50), buku Yesus (13:1-20:31) dan catatan tambahan (21:24-25). Jadi, Yoh 7:1-8:30 termasuk pada bagian buku percaya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Yoh 7:1-8:30 berbicara mengenai hal “percaya” kepada Yesus yang adalah Mesias, Anak Allah. Gerakan ketidakpercayaan dan permusuhan yang makin memuncak terhadap Yesus terus ditemukan sampai kepada enam pasal berikut di dalam dua tahap: pertama-tama di dalam konflik dengan kemapanan keagamaan di Yerusalem (7:1-10:42) dan kemudian dalam komplotan yang sudah sampai kepada akhir untuk membunuh Yesus (11:1-12:50).
Kata “sesudah itu” dalam 7:1 menunjukkan bahwa 7:1-8:30 memiliki hubungan dengan pasal sebelumnya 6:1-71. Peristiwa terakhir sebelum masuk pada pasal 7 adalah pengakuan percaya Petrus bahwa Yesus adalah Tuhannya dan pernyataan dari Yesus bahwa salah satu dari kedua belas murid-Nya yang adalah iblis yaitu Yudas Iskariot. Dilihat dari keterangan tempat yaitu Galilea Yoh 7 ini pun masih berkaitan dengan pasal sebelumnya di mana Yesus sebelumnya pernah memberi makan 5000 orang di seberang danau Galilea (6:1) dan peristiwa pengunduran diri murid-murid Yesus juga terjadi di Galilea (6:60-66).
Selain itu ada beberapa tema penting pada Yohanes 7:1-8:30 dibahas juga pada pasal sebelum dan sesudahnya, diantaranya:
1. Peristiwa Sabat (7:23; 5:9)
2. Tuhan Yesus sebagai Terang (1:4; 8:12; 9:5, 39; 11:25; dan 14:6),
3. Tuhan Yesus ditolak (1:10-11; 7:30-31; 11:45-46; 15:18; dan 18:2-19:30),
4. Istilah “hidup”, muncul beberapa kali bertujuan menyatakan identitas Yesus (7:37-39, 8:12; 9:5, 10:10-18, 10:25-30,11:25),
5. Anak Allah (8:14, 18; 3:11, 32; 8:37),
6. Istilah “terang” (3:19-21; 7:12-13, 30-31, 42-44; dan 9:39-41),
7. Istilah ”dunia” (7:7, 1:5, 17:25, 1:10).
Jadi, Yoh 7:1-8:30 dilihat dari konteks keseluruhan Injil Yohanes merupakan bagian dari tujuan Injil Yohanes supaya para pembaca yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah dan mereka yang telah percaya imannya boleh dibangun. Karena bagian ini sangat menekankan sisi keallahan Yesus sebagai Mesias.

B. Desain literer
Desain literer Yoh 7:1-8:30 disusun berdasarkan peryataan identitas Yesus kepada orang banyak dan pengambilan keputusan orang banyak yang mau percaya dan tidak mau percaya bahkan yang masih ragu-ragu. Berikut ini desain literer Yoh 7:1-8:30 adalah:
7:1-9 : Yesus dan ketidakpercayaan saudara-saudara-Nya
7:10-13 : Sikap Orang-orang Yahudi terhadap Yesus (percaya dan tidak percaya)
7:14-18 : Yesus adalah Allah
7:19-24 : Hukum Musa (contoh)
7:25-27 : Kebingunan orang-orang Yerusalem tentang asal-usul Yesus
7:28-29 : Yesus adalah Utusan Allah
7:30 : Orang-orang Yahudi berusaha menangkap Yesus
7:31 : Ada orang yang percaya
7:32-36 : Usaha penangkapan Yesus dan kebingungan orang-orang Farisi serta para
imam
7:37-39 : Yesus adalah Air Hidup
7:40-44 : Kebingungan iman orang banyak terhadap Yesus
7:45-52 : Pertentangan orang-orang Farisi dengan para penjaga dan Nikodemus
7:53-8:1: Orang banyak pulang dan Yesus pergi ke bukit Zaitun
8:2-6 : Usaha orang-orang Farisi untuk mencobaai Yesus melalui pezinah
8:7-11 : Yesus adalah Hakim yang adil
8:12-20 : Yesus adalah Terang dunia
8:21-29 : Yesus adalah Anak Manusia
8:30 : Banyak orang percaya pada Yesus
Dari desain literer di atas kelihatan bahwa ada beberapa identitas Yesus yang muncul yaitu Yesus adalah Allah, Yesus adalah Utusan Allah, Yesus adalah Air Hidup, Yesus adalah Hakim yang adil, Yesus adalah Terang dunia, dan Yesus adalah Anak Manusia. Beberapa identitas Yesus yang muncul dalam bagian ini memperkuat tujuan penulisan Injil Yohanes yaitu “supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yoh. 20:31)”. Usaha Yesus mengungkapkan identitas-Nya yang sesungguhnya selalu mendapat penolakan dan perlwanan dari beberapa orang Yahudi, orang-orang Farisi dan para imam. Namun di sisi lain setiap kali Yesus mengajarkan tentang diri-Nya baik melalui tanda/mujizat atau melalui perkataan-Nya ada saja orang yang percaya kepada-Nya. Hal ini membuktikan bahwa untuk percaya kepada Yesus dibutuhkan proses yang panjang. Mungkin orang-orang Yahudi pada saat itu masih ada yang bingung dan meragukan kemesiasan Yesus karena mereka masih dipengaruhi oleh ajaran-ajaran “yang salah” dari para pemimpin agama (orang-orang Farisi dan para imam). Namun ada juga yang tidak bisa mengekspresikan secara langsung kepercayaannya kepada Yesus karena takut terhadap orang-orang Yahudi (7:13).

C. Latar (Setting)
Ada beberapa latar dalam Yohanes 7:1-8:30, yaitu:
1. Galilea
Nama daerah bagian Palestina Utara, tempat masa kanak-kanak Kristus dan permulaaan pekerjaan-Nya. Di luar pola utama kehidupan Israel zaman PL, nampaknya Galilea mendapat peranan penting dalam PB. Wilayah Romawi ini diperintah berturut-turut oleh Herodes Agung, Herodes Antipas dan Herodea Agripa. Inilah wilayah, tempat Kristus bertumbuh dan dibesarkan, di Nazaret, di tengah-tengah bukit-bukit berbatu kapur daerah Galilea Bawah. Karena letaknya sedemikian rupa, daerah ini dilintasi jalan-jalan raya, justru bukan daerah mati. Pertaniannya, perikanannya, perdagangannya dan latar belakang kebudayaannya dengan baik dikenal oleh Kristus, dimanfaatkan-Nya dalam perumpamaan-perumpamaan dan ajaran-Nya. Murid-murid Kristus yang pertama adalah dari masyarakat daerah ini, dan tempat-tempat pemukimannya yang tersebar dan padat menjadi padang misi pelayanan Kristus.
2. Yudea
Sebutan orang Yunani dan orang Roma untuk tanah Yehuda. Sebetulnya kata itu adalah kata sifat (‘bersifat Yahudi’) dengan ge (tanah/negeri) atau khora (negeri). Sesudah orang Roma menaklukkan orang Yahudi kata itu muncul baik dalam arti yang luas, yang mengartikan seluruh Palestina termasuk Galilea dan Samaria, maupun dalam arti yang lebih sempit, tanpa kedua daerah terakhir ini. Kerajaan Yudea yang diperintah Herodes (37-4 sM) meliputi seluruh Palestina dan beberapa daerah di sebelah timur Sungai Yordan. Wilayah ‘Yudea’, yaitu daerah kekuasaan Arkhelaus (4sM-6 M) meliputi tanah Yudea dalam arti yang lebih sempit bersama Samaria, dan hal itu sama juga terhadap Yudea sebagai provinsi Roma dari taun 6-41 M. Sesudah kematian Herodes Agripa I pada tahun 44 M, Yudea sebagai provinsi Roma meliputi Galilea juga.
3. Bait Allah
Bait Allah adalah pusat tempat beribadah. Bait Allah juga disebut sebagai Bait Suci. Yesus masuk ke dalam Bait Suci untuk mengajar. Menurut Mishnah, kegiatan selama pesta Pondok Daun dilangsungkan di “Bagian Wanita”. Di sini Yohanes mau meletakkan ajaran Yesus dalam konteks Bait Allah supaya pembaca mengetahui bahwa pembicaraan selanjutnya merupakan perlawanan terhadap semua institusi manusiawi dan merupakan bagian dari pemenuhan tradisi Yahudi-Ibrani. Kristus yang adalah Bait Allah yang baru (2:19-21) memberikan relevansi dalam Bait Allah yang lama.
4. Bukit Zaitun
Suatu perbukitan sepanjang 1,6 km sebelah timur Yerusalem, dipisahkan oleh lembah Kidron, di mana terletak Getsemani. Seluruh kawasan bukit itu aman, maka tak dapat disangsikan bahwa Kristus sering ke sana.
5. Dunia
Dalam Injil Yohanes, istilah dunia hampir selalu membawa kesan yang negatif, karena istilah dunia kebanyakan menunjuk kepada orang-orang yang berdosa (7:7, 1:5, 17:25, 1:10). Namun walaupun demikian dunia adalah objek kasih dan keselamatan Allah. Karena pada dasarnya dunia adalah ciptaan Allah (1:3). Allah mengasihi dunia (3:16) dan mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia (3:17c; 12:47), Yesus adalah Juruselamat dunia (4:42); Ia datang untuk menghapus dosa dunia (1:29) dan memberi hidup kepada dunia ini (16:33). Namun dalam Yoh 8:23 dualisme Yohanes muncul: dari atas-dari bawah dan dari dunia ini-bukan dari dunia ini. Yang pertama berkaitan dengan kiasan jarak untuk melukiskan alam dari Allah dan alam kejahatan atau yang berlawanan dengan Allah, seperti pertentangan antara terang dan gelap. Yang kedua menunjukkan dua realitas yang sama. Jelas bahwa dunia tidak hanya berarti alam materi melainkan alam yang secara keliru tidak bergantung pada Sang Pencipta. Ayat ini mengisyaratkan bahwa seseorang dapat termasuk alam. Jadi, bukan maksudnya membedakan antara asal ilahi Yesus dan asal duniawi-Nya.
6. Pagi-pagi benar
Dalam periode PB orang Yahudi berpendapat setiap hari berawal dan berakhir pada jam 6 petang, dan periode hari diketahui dari istilah-istilah umum seperti pagi dan petang. Kata “pagi-pagi benar” dalam ayat ini mungkin menunjukkan bahwa Yesus telah berada di Bait Allah sebelum jam 6 pagi.
7. Hari Raya Pondok Daun
Hari raya Pondok Daun merupakan perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas hasil panen. Pada perayaan itu, orang-orang tinggal di dalam pondok dari daun sebagai peringatan akan zaman pengembaraan di padang belantara (Im 23:33-44). Hari raya Pondok Daun merupkan salah satu dari tiga pesta besar Yahudi yang dirayakan dari tanggal 15-22 bulan ke-7. Nama Hari Raya Pondok daun berasal dari kebiasaan bahwa setiap orang Israel harus diam di pondok yang dibuat dari cabang dan daun selama 7 hari pesta itu (Im 23:42). Selama 7 hari pesta itu korban-korban dipersembahkan. Pada hari pertama 13 lembu jantan dan binatang-binatang lain, setiap hari jumlahnya dikurangi sampai pada hari ketujuh 7 ekor lembu jantan dikorbankan. pada hari ke-8 diadakan perkumpulan khidmat, yang dipersembahkan seekor lembu jantan, seekor kambing jantan, dan 7 ekor anak domba (Bil 29:36). Yoh 7:37 menyebut hari ini ‘puncak perayaan itu’. Pesta ini yang ditetapkan oleh Allah tidak pernah terlupakan. pesta ini kemudian menunjukkan bahwa kehidupan Israel didasarkan pada penebusan yang pada akarnya berarti pengampunan dosa. Hal ini membedakan pesta ini dari pesta-pesta negeri tetangga, yang akarnya terletak dalam dongeng-dongeng mengenai tindakan ilahi.

D. Narator dan Sudut Pandang
Narator adalah yang menceritakan narasi, bukan karakter dan bukan Roh Kudus. Narator juga dapat dikatakan sebagai suara dari pengarang bayangan. Narator bertugas membimbing pembaca ke dalam cerita. Dia memberikan interpretasinya dan mencoba menyampaikan sudut pandangnya kepada para pembaca. Pendeknya, narator memberi tahu kita apa yang dipikirkannya . Selain dari memahami narator, ada beberapa sudut pandang narator yang perlu diperhatikan dalam Yoh 7:1-8:30. Namun dalam bagian ini penulis hanya akan memaparkan dua bagian:
A. Mahatahu (Omniscience)
Ada beberapa hal yang diketahui oleh narator dalam Yoh 7:1-8:30 yang menekankan sikap percaya dan ketidakpercayaan orang-orang terhadap Yesus. Hal-hal yang diketahui oleh narator itu antara lain: pertama Yoh 7:5, dalam ayat ini narator mengetahui bahwa saudara-saudara Yesus tidak mempercayai-Nya. Ketidakpercayaan ini mungkin timbul karena Yesus tidak mau dengan sembarangan menunjukkan kuasa-Nya kepada orang banyak. Melalui peristiwa ini pengarang bayangan dan narator ingin menyampaikan bahwa ternyata ada orang-orang yang sudah mengaku percaya kepada Yesus namun kepercayaannya tidak sempurna sehingga menjadi sebuah keragu-raguan dan akhirnya dapat menjadi sebuah ketidakpercayaan. Kedua Yoh 7:15, narator mengetahui bahwa orang-orang Yahudi heran melihat perbuatan dan pengetahuan yang dimiliki Yesus di Bait Allah. Di sini narator bertindak sebagai suara hati orang-orang Yahudi. Ketiga Yoh 8:27, narator mengetahui ketidakmengertian orang-orang Yahudi tentang perkataan Yesus. Keempat Yoh 8:30, narator mengetahui bahwa perkataan Yesus mengenai identitas diri-Nya yang sesungguhnya membuat banyak orang percaya kepada-Nya. Kelima Yoh 8:6 narator mengetahui bahwa perkataan dan tindakan orang-orang Farisi membawa perempuan yang kedapatan berzinah itu untuk mencobai Yesus.
B. Mahahadir (Omnipresent)
Ada beberapa hal yang diceritakan oleh narator dalam Yoh 7:1-8:30 di mana seolah-olah narator hadir pada saat peristiwa itu terjadi. Pertama Yoh 7:9-10 narator sepertinya hadir ketika Yesus mengambil keputusan untuk tinggal di Galilea dan kemudian secara diam-diam Yesus pergi menyusul saudara-saudara-Nya itu ke Yudea. Di sini sepertinya narator ikut ketika Yesus diam-diam menyusul saudara-saudara-Nya ke Yudea. Kedua Yoh 7:11 ketika orang-orang Yahudi mencari Yesus di pesta seolah-olah narator ada di antara mereka dan menyaksikan kebingungan orang-orang Yahudi ketika mencari Yesus. Ketiga, Yoh 7:14 narator melaporkan bahwa Yesus masuk ke Bait Allah dan mengajar di situ. Di sini sepertinya narator terus mengikuti apa yang dilakukan Yesus dan ikut mendengar pengajaran Yesus di Bait Allah. Keempat Yoh 7:30 ketika orang-orang Yahudi berusaha menangkap Yesus seolah-olah narator menyaksikan secara langsung bagaimana usaha orang-orang Yahudi itu menangkap Yesus. Kelima Yoh 8:1-2 kembali seolah-olah narator mengikuti aktifitas yang dilakukan Yesus. Kali ini narator seolah-olah hadir ketika Yesus pergi ke bukit Zaitu dan kemudian mengajaar di Bait Allah. Keenam Yoh 8:4 narator sepertinya menyaksikan langsung apa yang dilakukan oleh orang-orang Farisi terhadap perempuan yang kedapatan berzinah.

E. Karakter dan Karakterisasi
Dari narasi Yohanes 7:1-8:30, ada beberapa karakter yang muncul yaitu:
• Yesus
Karakter Yesus di sini memperlihatkan bahwa Yesus berjalan keliling Galilea dan orang-orang Yahudi ingin membunuh-Nya (7:1). Tetapi Yesus mengatakan bahwa waktu-Nya belum tiba sehingga Dia sendiri mengetahui kapan waktu-Nya Dia akan diserahkan ke tangan orang yang berdosa (7:6, 8). Setelah Yesus melakukan beberapa perjalanan, ketika watu-Nya tinggal sedikit, Dia mengatakan bahwa waktu-Nya tinggal sedikit lagi bersama-sama dengan mereka (7:33). Hal itu dikatakan oleh Yesus karena dunia membenci-Nya (7:7). Alasan lain mengapa dunia membenci-Nya karena dunia mengatakan bahwa Yesus mengatakan bahwa ajaran-Nya berasal dari Bapa yang mengutus-Nya (7:16, 28, 29; 8:23, 26, 29) dan ajaran-Nya itu tidak sama dengan ajaran Musa karena ajaran Musa mengenai taurat dan taurat itu berasal dari Musa sendiri (7:19). Yesus datang dari Allah dan Dia juga akan kembali kepada Bapa (7:33) walaupun dikatakan sebagai Anak manusia (8:28) bukan berarti berasal dari dunia. Namun Musa juga berbeda dengan nenek moyang yaitu mengenai sunat (7:22). Adapun tujuan Yesus datang ke dunia ini yaitu untuk menghakimi dengan adil (7:24), benar (8:16) dan tidak menghakimi dengan semena-mena (8:15). Yesus bersaksi tentang Bapa yang menjadi sumber segalanya (8:26). Yesus di sini digambarkan sebagai sumber kehidupan (7:22, 37, 38; 8:12). Dari karakter Yesus di sini, tema yang didapatkan adalah bahwa YESUS ADALAH ALLAH.
• Orang Farisi dan Ahli Taurat
Karakter dari orang Farisi adalah mereka ingin menangkap Yesus sehingga menyuruh penjaga-penjaga Bait Allah untuk menangkap Yesus (7:32). Mereka melakukan hal itu karena mereka merasa tersaingi dan mereka menganggap bahwa ajaran Yesus itu tidak benar. Untuk menguji apakah ajaran Yesus itu benar, mereka membawa seorang perempuan yang kedapatan berzina (8:3) dan menghadapkannya di hadapan Yesus. Mereka melakukan hal itu untuk menguji Yesus (8:6). tetapi Yesus tidak mempedulikan hal itu, lalu Dia memberikan pilihan kepada orang-orang Farisi itu untuk melempar perempuan berzina itu (8:7), tetapi mereka semua tidak ada yang berani melakukan hal itu karena mereka sendiri sadar bahwa mereka adalah orang berdosa (8:9). Mereka mengira bahwa Yesus akan berpihak kepada mereka dan melakukan hal sama untuk melempari perempuan berzina itu karena di dalam hukum telah ditentukan yang bersalah harus dihukum (7:51). Dari karakter orang-orang Farisi dan ahli taurat itu, tema yang didapatkan adalah ORANG YANG MENCARI-CARI MASALAH.
• Penjaga-Penjaga
Karakterisasi dari penjaga-penjaga Bait Allah yaitu mereka seorang yang menjaga keamanan yang ada di sekitar Bait Allah. Hal itu terlihat bahwa peran mereka sebagai keamanan dan mereka menangkap siapa saja yang dicurigai di sekitar Bait Allah itu. Ketika para imam menyuruh mereka menangkap Yesus yang sedang mengajar di Bait Allah, mereka mengatakan bawa mereka heran dan terkagum-kagum akan pengajaran Yesus. Mereka baru pertama kali melihat orang yang seperti itu mengajar dengan benar (7:46). Karena mereka tidak dapat menangkap Yesus, maka marahlah para imam kepada mereka dan mengatakan bahwa mereka telah disesatkan juga seperti yang lain. Dari pengkarakterisasian di atas, maka penjaga-penjaga Bait Allah memiliki tema PERCAYA TAPI RAGU.
• Nikodemus
Karakterisasi dari Nikodemus yaitu bahwa dia sendiri mengatakan atau mungkin menjelaskan hukum taurat kepada mereka atau bahkan untuk mengingatkan kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bahwa sebelum orang itu dihukum, maka seseorang itu harus jelas dulu apakah dia benar-benar menyesatkan atau apakah dia layak untuk dihukum atau tidak (7:51). Jawaban dari para imam kepala dan orang-orang Farisi seakan-akan memojok-mojokkan Nikodemus bahwa Nikodemus dikatakan tidak sering membaca dan menyelidiki kitab suci dan penekanan mereka tidak ada nabi dari Galilea (7:52). Tema dari Nikodemus adalah PERCAYA.
• Perempuan Berzina
Karakterisasi dari karakter perempuan berzina itu adalah bahwa dia kedapatan berzina seperti yang diutarakan oleh ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi (8:3). Setelah itu kita tidak tahu bahwa perempuan ini tidak dijelaskan dengan siapa dia berzina. Kita juga tidak tahu bahwa apakah dia yang salah atau juga dengan laki-laki yang tidak digambarkan di sini yang bersalah. Ketika dia diperhadapkan di depan Yesus, Yesus bukan membela atau berpihak kepada perempuan berzina ini, tetapi Yesus mengambil keputusan yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Akhirnya tidak ada yang berani melempari perempuan berzina itu dan Yesus sendiri tidak berani menghukumnya tetapi memberi peringatan supaya tidak berbuat dosa lagi (8:11). Dari pengkarakterisasian perempuan berzina itu, maka temanya adalah PERCAYA KARENA PENGAMPUNAN.
• Orang Banyak
Karakter dari orang banyak itu terlihat ketika mereka mendengar bahwa Yesus mengajar mereka, banyak yang percaya dan menyerahkan diri kepada Yesus untuk mempercayai-Nya dan sebagian juga tidak percaya bahwa Yesus itu adalah orang baik, tetapi mereka mengatakan bahwa Yesus itu menyesatkan (7:12). Mereka yang percaya dan yang tidak percaya, tidak berani berbicara tentang Yesus kepada yang lain karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi (7:13). Ada dua kelompok orang banyak di sini yaitu ada yang percaya kepada Yesus dan ada yang tidak percaya. Dari perkataan Yesus itu menandakan bahwa Yesus menekankan kepada orang banyak bahwa Dia benar-benar berasal dari Allah sehingga setiap orang harus mencari Yesus dan meninggikan-Nya (8:28). Dari pengkarakterisasian orang banyak ini, kita mendapatkan tema PERCAYA vs TIDAK PERCAYA.
• Saudara-saudara Yesus
Pengkarakterisasian dari saudara-saudara Yesus terlihat bahwa narator yang berperan aktif dalam menceritakan saudara-saudara Yesus. Terlihat bahwa mereka sendiri tidak percaya kepada Yesus (7:5). Mereka butuh bukti supaya semua orang melihat dan percaya kepada-Nya. Mereka juga pergi ke sebuah pesta (7:10), dan pesta itu adalah Hari Raya Pondok Daun (7:2). Dari pengkarakterisasian saudara-saudara Yesus itu terllihat bahwa tema yang mereka bawa adalah KERAGU-RAGUAN.
Dari semua karakter di atas, maka tema utama dalam teks Yohanes 7:1-8:30 adalah: PERCAYA YANG BELUM SEMPURNA.

F. Plot
Dalam Yoh 7 perlawanan semakin keras karena orang-orang Yudea dan Yahudi mencoba untuk membunuh Yesus (7:1, 19, 25), dan berulangkali mencoba untuk menangkap-Nya. Bahkan saudara-saudara Yesus tidak percaya kepada-Nya (7:4-5). Ada pergerakan yang sama dalam dua arah. Yang mana orang yang tidak percaya menyebar dari orang banyak kepada murid-murid, dua belas, dan bahkan saudara-saudara Yesus; menyebar kepada orang banyak (7:12) karena beberapa percaya. Orang yang bermaksud percaya sekarang memiliki alasan untuk takut pada orang-orang Yahudi (7:13; bdk. 9:22; 19:38; 20:19). Usaha-usaha untuk menangkap Yesus dihalangi karena saat-Nya belum tiba (7:30), jadi saat itu dihubungkan dengan penangkapan-Nya. Ini adalah sebuah penundaan yang membangun drama yang menyiratkan bahwa saat Yesus adalah saat pencobaan-Nya atau kematian. Skenario yang lain ditawarkan dalam 7:33-36. Yesus berkata Dia akan pergi kepada seseorang yang mengutus-Nya dan mereka tidak akan mungkin untuk menemukan-Nya. Apakah ini berarti bahwa Yesus akan menghindarkan diri dari lawan-lawan-Nya dengan kembali kepada Bapa, atau akankah Yesus melarikan diri ke tempat perantauan orang Yunani? Siapa yang direncanakan akan dipenuhi? Bagi pembaca yang tidak mengetahui akibat, menyelubungi bahasa adalah sebuah sumber dari drama; karena memberitahu pembaca itu adalah sebuah sumber ironis yang memperkaya. Yoh 7:39 dihubungkan memberi Roh pada pemuliaan Yesus tetapi tidak menjelaskan apakah pemuliaan itu akan diperlukan. Jika ada beberapa perdebatan mengenai akibat dari konflik itu, di sini sama sekali tidak mengenai kelemahan dari argumen-argumen orang yang menolak untuk menerima Yesus. Orang banyak menuduh bahwa Yesus adalah seorang iblis (7:20; bdk. 8:48, 49, 52; 10:20-21) karena Dia berpikir bahwa mereka mencoba untuk membunuh-Nya (7:1). Mereka berpikir Yesus bukanlah Mesias karena mereka mengetahui darimana Dia (7:27), karena Mesias akan datang dari Betlehem (7:42), karena tidak ada nabi yang datang dari Galilea (7:52). Untuk membedakan pembaca ini tuduhan-tuduhan menyingkapkan ketidaktahuan dan ketidakmengertian dari lawan-lawan Yesus.
Dalam Yoh 8 pertukaran verbal antara Yesus dan orang-orang Yahudi. Banyak tema dan argumen dari pasal-pasal sebelumnya diulangi, tetapi isu pokok adalah garis ayah. Orang-orang Yahudi, yang barangkali telah mendengar keadaan-keadaan yang tidak biasa mencakup kelahiran Yesus, tuntutan secara ironis bahwa mereka tidak mengenal Bapa Yesus (8:19). Mereka juga menuntut sebuah status istimewa sebagai anak Abraham (8:33). Yesus menjawab bahwa orang-orang Yahudi tidak bertindak seperti anak Abraham (8:39-40). Sebagai sebuah penghinaan implisit pada Yesus, mereka menjawab bahwa mereka tidaklah lahir dari perzinahan tetapi memiliki satu Bapa, Allah. Yesus mengatakan bahwa sejak mereka menolak-Nya dan mencoba untuk membunuh-Nya mereka menunjukkan bahwa bapa mereka yang sebenarnya adalah iblis (8:44). Mereka kembali meneriakkan “orang Samaria!” “Orang yang kesurupan!” (8:48). Babak itu diakhiri dengan Yesus mengakui lebih tua daripada Abraham (dan bahkan lebih besar darinya) dan orang-orang Yahudi mencoba untuk melempari-Nya dengan batu (8:59).

G. Tafsir Implisit
a. Salah Paham (Misunderstanding)
Dalam 7:33-36 dan 8:21-22 Yesus memberitahu orang-orang Yahudi bahwa Dia akan pergi kepada seseorang yang telah mengutus-Nya. Mereka akan mencari-Nya, tetapi mereka tidak akan menemukan-Nya karena mereka tidak mungkin datang ke tempat Dia ada. Pernyataan itu cukup jelas untuk pembaca karena referensi-referensi awal pada “orang yang mengutus Aku” (4:34; 5:23, 24, 30, 37; 6:38, 39, 44; 7:16, 18, 28). Dalam peristiwa pertama, orang-orang Yahudi memikirkan bahwa Yesus akan pergi ke Diaspora untuk mengajar orang-orang Yunani, yang mana kemungkinan bermaksud sebagai sebuah pernyataan yang gagal mengenai kebenaran. Dalam bagian yang kedua mereka heran apakah mungkin dia akan membunuh diri-nya sendiri. Pengertian itu cukup jelas untuk pembaca, jadi, tidak ada penjelasan yang disajikan. Yesus akan pergi kepada Diaspora tetapi bukan seperti yang dipikirkan oleh orang-orang Yahudi, dan Dia akan merebahkan hidup-Nya, tetapi mereka akan membunuh-Nya. Pada tempatnya sebuah penjelasan yang berlebih-lebihan, orang-orang Yahudi mengulangi perkataan-perkataan Yesus dalam dua bagian untuk membuktikan dengan pasti ejekan/ironi dari dugaan-dugaan mereka. Karena mereka tidak menerima Yesus mereka tidak mengerti kematian-Nya dan keagungan-Nya, tetapi pembaca melihat apa yang mereka tidak lihat.
b. Ironi (Irony)
- Orang-orang terkagum-kagum pada keberanian Yesus di dalam mengajar di depan umum. Namun, mereka tahu bahwa Dia bukanlah Mesias karena ketika Mesias datang, tak seorang pun tahu darimana Dia datang. Mereka tahu darimanaYesus berasal karena itu Yesus bukanlah Mesias. Tentu saja masalahnya adalah bahwa mereka tidak tahu darimana Yesus, kecuali asal-usul duniawi-Nya (lih. 6:42). Yesus menanggapi hal itu dengan menyatakan bahwa orang-orang itu tidak tahu asal-Nya, namun Dia tahu bahwa Dia berasal dari Allah. Dalam 7:30-31 Yohanes memberi kesan adanya perasaan mendua dari orang banyak itu-sebagian mencoba untuk menangkap-Nya namun gagal karena “saat” Yesus belum tiba; dan yang lain percaya pada-Nya karena tanda-tanda-Nya amat menakjubkan. Usaha lainnya untuk menangkap Dia tampaknya tidak berhasil dan pernyataan Yesus lainnya tetap membangkitkan kesalahpahaman yang lain. Ia berbicara tentang kepergian-Nya (kembali-Nya kepada Bapa) dan orang banyak menduga Dia akan pergi mengajar orang-orang Yunani yang tinggal di kekaisaran Romawi.
- Yesus sebagai orang Galilea kembali menjadi perdebatan dalam 7:52. Orang-orang Farisi menegur pengajar Israel dengan berkata “dari [di Kitab Suci] dan kamu akan melihat bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Memasuki ironi dari penolakan, Ray Summers berkomentar: “Kekhususan mereka adalah hukum, bukan sejarah! Beberapa nabi Perjanjian Lama ada yang datang dari Galilea. Pernah mendengar Nahum dan Yunus?”. Beberapa ayat terdahulu (7:41-43) orang banyak mengira bahwa Kristus tidak datang dari Galilea karena Kitab Suci berkata Dia akan datang dari benih Daud, dari Betlehem. Kembali pembaca bayangan tersenyum tak terduga. Apakah dia senyum karena dia mengetahui tradisi bahwa Yesus dalam kenyataannya lahir di Betlehem dan adalah seorang keturunan Daud? Jika demikian, ini adalah satu dari beberapa contoh di mana ironinya tergantung dari informasi yang tidak pernah diberikan kepada pembaca (bdk. 7:52; 11:48). Karena satu dari alat kesukaan pengarang adalah untuk mengizinkan lawan-awan Yesus untuk berbicara kebenaran yang tidak disadari, mempertimbangkan itu dalam memperlakukan anggapan bahwa pengarang dan maksud pembacanya mengetahui tradisi dari kelahiran Yesus di Betlehem. Tetapi ironi itu bukanlah satu hal yang sederhana; itu adalah sebuah level yang lebih dalam. Apakah Yesus dari Galilea atau Betlehem, seperti yang Barrett katakan, “sebuah persoalan sepele dalam membandingkan dengan pertanyaan apaka dia. evk tw/n a;nw atau evk tw/n ka,tw (8:23), apakah Dia dari Allah atau tidak.” Ini adalah kelahiran Yesus yang sesungguhnya (bdk. 1:1-2), tetapi orang-orang Yahudi tidak melihat itu. Nikodemus berkata “kami mengetahui bahwa Engkau adalah seorang pengajar yang datang dari Allah” (3:2), tetapi mereka tidak memahami tiap ajaran-Nya atau bahwa Dia adalah putra Allah. Mereka beranggapan Yusuf adalah bapa-Nya (6:42) dan menyatakan secara tidak langsung bahwa ada beberapa hal yang salah mengenai kelahiran-Nya (8:41). Kembali pengarang bayangan tersenyum secara tak terduga, menjengkelkan para komentator, tetapi pola dari senyumnya permulaan untuk lebih jauh. Dia telah mendengar lebih tentang kelahiran Yesus pada dia pernah berkata, dan menganggap pembaca-pembancanya juga. Komunikasi “Diam” nya menyampaikan lebih dari komunikasi “verbal”nya. Akhir dari gulungan ironi pada ketidaktahuan orang-orang Yahudi mengenai kelahiran Yesus bahwa mereka menuntut bahwa asal-usul Kristus tidak akan diketahui (7:27-29). Mereka menolak Yesus karena mereka menganggap mereka mengetahui asal-usul-Nya. Tetapi mereka tidak mengetahui tempat kelahiran-Nya sangat sedikit ketuhanan Bapa-Nya, dan pada akhirnya mereka memaksa untuk menyatakan bahwa dasar dari penolakan mereka ini adalah tanpa dasar: “Kami tidak mengetahui darimana Dia datang” (9:29). Mereka mengetahui, mereka telah mengenal Yesus dan Bapa-Nya (8:19).
- Teguran dari saudara-saudara Yesus pada-Nya menunjukkan diri-Nya pada dunia adalah contoh lain dari laporan ironi Yohanes mengenai pelayanan Yesus (7:3-4). Murid-murid-Nya telah melihat pekerjaan-pekerjaan yang telah Dia lakukan dan banyak dari mereka telah meninggalkan-Nya sebagai sebuah hasil, jadi ini adalah sedikit harapan bahwa melakukan tanda-tanda adalah pergi untuk perubahan dunia!
c. Simbol (Symbol)
Dalam Yoh 7:1-8:30 ini ada beberapa metafora yang berfungsi sebagai simbol-simbol, yaitu terang dan air yang menunjuk pada identitas Yesus. Penggunaan simbol-simbol merupakan taktik pengarang bayangan untuk meyampaikan pesan yang mendalam dan kaya kepada para pendengar bayangan. Simbol adalah satu mata rantai penghubung antara dua lingkungan yang berbeda, yaitu apa yang kita ketahui dan apa yang kita tidak ketahui, antara yang abstrak (misteri) dan yang konkrit (riil), antara yang terbatas dan tidak terbatas, sesuai dengan konteks atau budaya pengarang dan pembaca yang ada. Tugas pembaca adalah mencari maksud atau makna dari simbol itu. Simbol bermaksud untuk menyatakan sesuatu yang lebih dalam atau sesuatu yang lain dari pada pengertian yang biasa atau dangkal. Oleh karena itu, simbol kadang-kadang meninggalkan satu misteri yang tidak dapat sepenuhnya diungkapkan dan dapat mempunyai makna yang multiganda.
Penggunaan simbol-simbol bertujuan untuk menyampaikan hal-hal abstrak yang berkaitan dengan nilai-nilai rohani dalam bahasa-bahasa manusia yang simbolis supaya lebih mudah dimengerti oleh para pendengar atau pembacanya.
Simbol yang pertama adalah Terang (8:12). Pegarang bayangan menggunakan simbol terang untuk melambangkan kuasa dan ketuhanan Yesus. Di sini Yesus mengumumkan bahwa Dia adalah terang yang dibicarakan dalam prolog (Yoh 1:1-18): “Aku adalah terang dunia” (8:12; bdk. 1:9). Sehingga dapat digunakan untuk melukiskan pekerjaan-Nya sebagai pemberi “terang hidup” (8:12; 9:5; 1:4). Dalam pasal yang berikut Yesus memberi penglihatan kepada seorang laki-laki yang dilahirkan buta. Dalam pemikiran komunitas Yohanes semua dilahirkan buta, dan penglihatan selalu diberikan. Di sini ada kebutaan dan penglihatan, melihat dan percaya, digunakan untuk memperluas lagi nilai simbolik dari terang dan untuk memberikan sebuah penunjuk untuk nilai dari bermacam karakter. Orang buta bergerak dari kondisi yang asli dari masa lalunya kepada penglihatan melalui pertemuan dengan Yesus, respons kepada firman-Nya, dan sebuah pembersihan dalam air. Penglihatan menjadi pengertian ke dalam identitas Yesus, suatu kesediaan untuk percaya, dan akhirnya iman.
Simbol yang kedua adalah air (7:37). Simbol air sering muncul secara aneh dan dengan banyak variasi gabungan dari beberapa simbol Yohanes. Konteks dan percakapan memberikan petunjuk-petunjuk untuk nilai simbolis dari air dalam bermacam bagian, tetapi pada umumnya, air adalah sebuah motif dominan dan bagian simbol yang berkembang, itu kurang mempersatukan dan lebih berubah-ubah dari pada terang dan roti. Jika seseorang makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, dia akan hidup (6:53-56). Yesus sendiri adalah makanan yang sesungguhnya dan minuman yang sesungguhnya (6:55). Oleh karena itu, jika beberapa orang haus, mereka harus datang kepada-Nya (7:37), untuk minum dari (percaya dalam) Dia mereka akan mempunyai hidup yang kekal. Air Sungai kehidupan akan mengalir dari perutnya. Narator memberikan sebuah penjelasan parsial yang mnghubungkan motif itu dengan memberi Roh melalui kematian Yesus (7:39). Air kehidupan oleh karena itu bertitik pada Yesus, wahyu, hidup baru, dan Roh.
d. Makna Ganda (Double-meaning)
Kata “saudara-saudara Yesus” mengandung dua arti. Apakah yang dimaksud pengarang bayangan di sini adalah saudara-saudara Yesus yang seayah dan seibu dengan Yesus atau saudara-saudara Yesus karena percaya kepada Allah Bapa.

H. Rekonstruksi Jemaat-jemaat Asuhan Yohanes
Pengarang bayangan (Yohanes Pembaptis) menulis Injilnya bukan hanya karena keinginan sendiri akan tetapi ditujukan kepada jemaat-jemaat asuhannya yang sedang menghadapi berbagai masalah seperti yang dihadapi Yesus pada zaman-Nya. Oleh karena itu Yohanes telah menggunakan berbagai tradisi baik lisan maupun tulisan mengakut Yesus yang historis dalam perjumpaan dengan para pendengarnya untuk menghadapi situasi penginjil Yohanes dan para pembacanya yang mirip dengan situasi yang dihadapi Yesus. Situasi utama yang sedang dihadapi oleh jemaat-jemaat asuhan Yohanes kemungkinan besar menyangkut siapakah Yesus dan karya-Nya. Hal ini diindikasikan oleh tujuan penulisan Injil Yohanes (20:31).
Dalam konteks Yoh 7:1-8:30 Yohanes melukiskan atau memperkenalkan identitas Yesus serta peranan-Nya yaitu: Yesus adalah Allah, Yesus adalah Utusan Allah, Yesus adalah Air Hidup, Yesus adalah Hakim yang adil, Yesus adalah Terang dunia, dan Yesus adalah Anak Manusia. Selain itu, melihat dari tujuan penulisan Injil Yohanes penulis mengindikasikan bahwa jemaat-jemaat asuhan Yohanes terdiri dari orang-orang Yahudi Kristen dan non-Yahudi (Yunani).
Rekonstruksi jemaat-jemaat asuhan Yohanes menurut Yoh 7:1-8:30 menurut penulis adalah sebagai berikut:
1. Ada jemaat-jemaat Yohanes yang sudah mengaku percaya namun masih meragukan kemesiasan Yesus. Mungkin mereka mengaku percaya karena melihat tanda-tanda yang dilakukan Yesus namun tidak percaya seutuhnya pada Yesus. Mungkin juga ada jemaat-jemaat asuhan Yohanes yang masih meragukan keallahan Yesus serta hubungan Yesus dengan Allah Bapa.
2. Ada orang-orang yang munngkin belum menjadi jemaat-jemaat asuhan Yohanes namun sudah percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Namun kepercayaan mereka kepada Yesus ini dihalangi oleh peraturan-peraturan yang sudah mengikat mereka sebelumnya. Mungkin juga ada orang-orang yang sudah mau percaya pada Yesus tetapi karena takut kepada orang-orang Yahudi iman percaya mereka kepada Yesus tidak terungkapkan.
3. Mungkin ada jemaat-jemaat asuhan Yohanes yang berlatar belakang agama Yahudi yang masih menjunjung tinggi nilai hukum Taurat dan Sabat. Sehingga ketika Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat mereka mulai meragukan kembali akan kemesiasan Yesus. Apakah seseorang dapat dikatakan Mesias apabila Ia melanggar hukum Sabat? Mungkin inilah pertanyaan yang muncul dalam benak mereka. Mungkin jemaat-jemaat asuhan Yohanes mengalami keraguan iman kepada Yesus karena mendengar pengaruh dari orang-orang yang belum percaya tentang pelanggaran yang dilakukan Yesus pada hari Sabat.
4. Ada jemaat-jemaat asuhan Yohanes yang percaya kepada Yesus hanya karena Yesus pandai berbicara dan banyak melakukan tanda-tanda.
5. Banyak ajaran sesat atau ajaran yang salah mengenai Mesias yang berkembang dalam jemaat-jemaat asuhan Yohanes sehingga hal ini menimbulkan keraguan akan kemesiasan Yesus dalam diri orang percaya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitan naratif terhadap Yoh 7:1-8:30 di atas penulis menyimpulkan bahwa Yesus adalah Allah, Yesus adalah Utusan Allah, Yesus adalah Air Hidup, Yesus adalah Hakim yang adil, Yesus adalah Terang dunia, dan Yesus adalah Anak Manusia. Hal ini mendukung tujuan penulisan Injil Yohanes dalam Yoh 20:31. Karena dalam bagian ini sisi ketuhanan Yesus sangat ditonjolkan. Namun kenyataan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah mendapat respon yang berbeda dari orang yang mendengar dan mengetahuinya. Ada yang percaya dan ada yang tidak percaya. Alasan orang yang tidak percaya adalah karena mereka mengetahui asal-usul duniawi Yesus. Sedangkan yang percaya ada karena tanda-tanda yang dilakukan Yesus, ada karena kecakapan berbicara yang dimiliki Yesus, dan ada karena pengetahuan yang dimiliki Yesus.
Jadi percaya yang dimiliki orang pada umumnya adalah “percaya yang belum sempurna” inilah tema Yoh 7:1-8:30.





Daftar Pustaka
Barus, Armand. “Analisis Naratif: Apa dan Bagaimana?” Forum Biblika 9, (1999): 48-60.

Barus, Armand. “The Structure of the Fourth Gospel,” Asia Journal of Theology 21, no. 1 (April 2007): 96-111.
Browning, W.R.F. Kamus Alkitab; A Dictionary of the Bible. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.

Carson, D.A. The Gospel According to John. Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, Michigan, 1991.

Culpepper, R. Alan. Anatomy of the Fourth Gospel: A Study in Literary Design. Philadelphia: Fortress, 1983.

Hadiwiyata, A. S. Tafsir Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

Kysar, Robert. Injil Yohanes Sebagai Cerita. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.

Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru Jilid 1. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999.

Matera, Frank J. New Testament Christology. Louisville: Westminster John Knox, 1999.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid I A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1992.

Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar