Jumat, 23 April 2010

Bahan khotbah5


MENARUH PENGHARAPAN KEPADA KRISTUS YANG BANGKIT
Kisah Rasul 3:12-19 Mazmur 4 I Yohanes 3:1-7 Lukas 24:36-49


Dari buku Chicken Soup For The Soul ada kisah yang menarik, ditulis oleh Varda One, dengan judul Malaikat Pembantu. Baiklah saya tuturkan secara ringkas sebagai berikut: Varda One yang pada dasarnya takut kepada dokter gigi, suatu hari dengan sangat terpaksa memeriksakan giginya yang sakit supaya lekas terbebas dari masalahnya itu. Siapa duga bahwa Dokter Gigi menyatakan bersedia merawat gigi Varda One secara keseluruhan, sebab keadaannya sangat memperihatinkan. Baiklah saya kutipkan dialog di antara Dokter Gigi dan Varda One: “Tetapi jangan kuatir, saya akan memperbaikinya.”
“Jangan, Anda tidak perlu melakukannya, Saya tidak mampu membayar Anda.” “Kau akan lulus dalam beberapa tahun lagi, kan?” “Begitulah yang saya inginkan.” “Dan kau berharap untuk segera bekerja, bukan?” “Rencana saya memang begitu.” “Nah, kau pasti akan membayar saya. Sementara ini berkonsentrasilah pada kuliah-kuliahmu dan biarkan saya mengurus gigimu. ”Sejak itu seminggu sekali Varda One mengunjungi Dokter Gigi itu sampai akhirnya susunan giginya dapat dibenahi menjadi rapi dan bagus. Setelah lulus dan bekerja, maka ia dapat melunasi seluruh pembiayaan giginya. Oleh Varda One dokter gigi itu disebut sebagai “Malaikat Pembantu”. Yang menarik adalah pernyataan Varda One selanjutnya bahwa dalam hidup kita ini sesungguhnya telah bermunculan para “Malaikat Pembantu” yang memperlengkapi diri kita, dengan banyak hal yang kita butuhkan!

Firman Tuhan yang kita baca hari ini juga sudah menampilkan kebahagiaan manusia sehubungan dengan uluran tangan Tuhan serta anugerah-Nya, yang membuat kita terus menaruh pengharapan kepada Kristus yang bangkit.
Apa yang telah terjadi dalam Kisah Rasul 3 tadi? Seorang pria lumpuh di gerbang Indah Bait Allah yang mengalami kesembuhan. Ada baiknya jika kita coba memunculkan beberapa pokok bahasan di sekitar kejadian itu untuk memperkaya iman.

Pertama, Pemandangan seorang pengemis lumpuh dan lusuh yang dilatarbelakangi oleh Gerbang Indah Bait Allah merupakan fakta rohaniah yang kontras, mengingatkan posisi kita manusia berdosa di hadapan Allah yang maha mulia. Setiap orang yang datang ke Rumah Tuhan untuk berdoa, seharusnya sadar bahwa ia membutuhkan Juruselamat Penebus yang dapat melunasi segala hutang dosanya. Supaya hubungan manusia dengan Tuhan bukan merupakan hubungan yang kontras, tapi serasi dan selaras.
Kedua, Petrus dan Yohanes hanya menjadi “Malaikat Pembantu” sebab mereka hanya meneruskan pertolongan Tuhan yang sangat dibutuhkan oleh si lumpuh itu. Maka dalam ayat 12 Petrus berkata: ”Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang itu berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?”
Ketiga, Namun meskipun demikian kepada hamba-Nya yang diutus, Tuhan berkenan memberi wibawa, sehingga Petrus dengan mantap berkata kepada pengemis yang lumpuh itu: ”Lihatlah kepada kami,” Lalu orang itu menatap mereka….Bacalah pula Matius 16:19; Lukas9:5.
Keempat, Sebenarnya Si lumpuh bukannya disembuhkan tetapi dikaruniai kaki yang baru oleh Tuhan, sebab sejak lahir belum pernah memiliki kaki yang normal dan sehat! Dan yang lebih hebat lagi hari itu dia yang teramat miskin, telah menerima dalam hidupnya harta paling berharga, yaitu Nama Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya. Dengan demikian dia akan diizinkan memasuki Bait Allah yang duniawi maupun yang sorgawi!
Kelima, Menyembuhkan kaki lumpuh, bukan merupakan tugas utama Petrus dan Yohanes. Maka selanjutnya mereka perlu menghadapi orang-orang yang lumpuh jiwanya. Kembali dengan kewibawaan Nama Yesus yang sudah bangkit itu Petrus menegur mereka serta menghimbau: ”Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan (Kisah Rasul 3:19). Dan bagi manusia berdosa, apalagi jika menyadari bahwa dosanya sangat besar, dihapuskan dosanya adalah merupakan pengharapan yang paling besar untuk bisa terwujud.

Di dalam I Yohanes 3 orang bertobat yang sudah dihapus dosanya akan disebut sebagai anak-anak Allah. Terminologi “anak Allah” jika ditujukan kepada kita, kedengarannya agak janggal sebab kita lebih lazim disebut “anak Tuhan”, sebutan “Anak Allah” lebih tepat hanya untuk Yesus Kristus. Tapi di sini memang tertulis begitu! Mari kita anggap saja begini: Allah sedemikian bersukacitanya jika ada orang berdosa yang bertobat, maka lalu diberi hadiah sebutan “anak Allah”. Tuhan Yesus juga sampai memberi perumpamaan khusus untuk orang-orang yang bertobat, yaitu Perumpamaan Anak Yang Hilang, yang sangat terkenal di dunia ini. Juga Ia pernah berkata: ”Aku berkata kepadamu, demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan” (Lukas 15:7). Walau kedudukan atau keberadaan sebagai anak Allah membuat kita merasa sangat bahagia atau mungkin sangat bangga, namun dalam kenyataannya orang-orang dunia malah sering memandang kita sebagai orang-orang yang aneh. Cara berpikir kita, sikap dan perasaan kita, kegemaran dan kebiasaan kita, kepedulian kita dan seterusnya berbeda bahkan kadang bertentangan dengan orang-orang dunia. Belum lagi jika mereka mengetahui iman dan pengharapan kita yang bertumpu pada kuasa kebangkitan Kristus. Mereka beranggapan bahwa Yesus Kristus hanya merupakan tokoh sejarah semata, tetapi kita meyakini Yesus Kristus yang bangkit, yang hidup, yang menang, yang mempunyai kuasa illahi itu menjadi jiwa dari seluruh kehidupan kita. Tak ada satu aspek pun dalam kehidupan ini di mana Kristus Yesus absen. Tak ada satu bidang hidup yang tak tersentuh oleh kasih dan kuasa-Nya. Dalam Yesus dan karena Yesus kita berjumpa dengan Allah! Mengapa demikian? Sebab Allah Bapa sangat mengandalkan Yesus, dan kita juga sangat mengandalkan Yesus. Allah merasa sangat puas dengan hasil karya Yesus Kristus, terlebih lagi kita! Dengan demikian Allah Bapa, Yesus Kristus, dan kita sebagai anak-anak-Nya berada dalam satu ikatan yang kokoh, oleh karya Roh Kudus!

Kalau begitu Saudara, di dalam dunia yang kemelut dan terus bergejolak ini mari kita taruh pengharapan kita hanya di dalam Yesus! Dan karena pengharapan kita ada pada Yesus, maka dapat menembus dunia ini, bahkan menembus waktu yang terbatas ini, terus jauh ke depan sampai kelak kita tiba di sorga dan berada di dalam kekekalan yang sempurna sehingga kita akan disebut suci seperti Tuhan Yesus juga suci. Dan dengan demikian kita selaku Tubuh akan menyatu dengan Yesus Kepala kita. Itulah janji Tuhan yang tersirat dan tersurat dalam I Yohanes 3. Tahukah Saudara bahwa perjumpaan kita dengan Yesus Kristus yang sorgawi itu, telah tergambar dalam peristiwa penampakan Yesus di hadapan murid-murid-Nya? Itulah yang kita baca di Lukas 24. Di situ Yesus Kristus dengan tubuh kebangkitan-Nya, yang tentulah dapat bergerak dengan leluasa, sebab dulu saja Ia dapat berjalan di permukaan air, apalagi sekarang! Namun demikian Dia bukan hantu, Dia tetap Yesus Kristus yang dulu, yang biasa makan sehidangan dengan murid-murid-Nya. Jika Yesus sudah berbeda tetapi tetap sama, berarti semakin nyata bahwa Dia itu adalah Allah dan sekaligus manusia. Maka Dialah satu-satunya di dunia ini yang dapat kita harapkan. Dalam diri-Nya ada kuasa kebangkitan yang dahsyat dan hebat, juga ada kesetiaan yang begitu besar sehingga masih mencari murid-murid yang tercerai- berai, dan Yesus masih tetap mempertahankan kemanusiaan-Nya, satu kali untuk selamanya!

Jika kita sudah merekam semuanya ini sampai masuk ke dalam relung hati, jika kita mendengar firman Tuhan hari ini dengan hati yang paham, maka barulah kita akan mampu berkata seperti Pemazmur 4 dalam ayat penutupnya, yaitu ayat 9: “Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman. Ayat ini boleh kita ucapkan setiap malam saat kita mau beristirahat, dari malam ke malam. Bahkan sungguh sangat indah, bila setiap anak Allah menjelang dipanggil pulang oleh Bapa sorgawi mengucapkan ayat ini dengan penuh kelegaan hati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar